Tahun 1960-1962 Ketua Bagian Geodesi dipegang oleh Prof. Ir. Soewandi Noto Koesoemo.
Tahun 1961-1963, Berdasarkan UU No. 22 tahun 1961, pada tahun 1962 Bagian Geodesi-Geologi dipecah menjadi dua bagian, yaitu Bagian Geodesi dengan Ketua Bagian Geodesi Ir. Pragnyono Mardjikoen, dan Bagian Geologi dengan Ketua Bagian Prof. R. Soeroso Notohadiprawiro. Pada saat itu pendidikan tinggi yang memiliki Bagian Geodesi baru ada 2 (dua), satu di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada dan di Institut Teknologi Bandung, yang telah ada sejak tahun 1950. Nama Geodesi saat itu masih belum banyak dikenal oleh masyarakat, sehingga jumlah mahsiswa Bagian Geodesi Fakultas Teknik UGM untuk tiga angkatan 1959/1960, 1962/1963 hanya sekitar 20 Mahasiswa. Pada tahun-tahun awal berdirinya, semua dosen matakuliah keahlian Geodesi adalah Dosen Luar Biasa, diantaranya adalah Prof. Ir. Soetomo Wongsosoetjitro dari ITB, Ir. Soeparman Sentot dari Bandung, R. Warsono dari Jakarta, Ir. Poedji Rahardjo dari Surabaya, dan Ir. Jacub Rais dari Semarang. Berhubung beberapa laboratorium yang diperlukan belum ada di Bagian Geodesi, maka beberapa praktikum dilaksanakan di luar Yogyakarta, antara lain untuk praktikum astronomi dilakukan di Bandung dengan bimbingan Prof. Dr. Ing. Soenarjo (ITB/DJANTOP), praktikum fotogrametri di Jakarta dengan bimbingan R. Warsono (Kantor Pendaftaran Tanah Pusat), praktikum Pendaftaran Tanah di Magelang (Kantor Pendaftaran Tanah Magelang).
Pada Tahun 1963-1978 Bagian Geodesi tidak menerima mahasiswa. Bagian Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada “ditutup” untuk sementara. Dengan bantuan UCLA, pada tahun 1963 tiga orang staf dari bagian Geodesi, yaitu Prijono, B.Sc, Budihardjo, B.Sc, dan Djoko Walidjatun, B.Sc dikirim untuk studi lanjut di OHIO State University (OSU). Ketiga orang tersebut, beserta Rachmad PH, B.Sc selanjutnya menjadi dosen tetap di Bagian Geodesi. Dengan kembalinya ketiga orang dari OHIO pada tahun 1966, maka pada tahun 1968 Bagian Geodesi dibuka kembali dengan ketua Bagian Djoko Walidjatun, M.Sc dan Sekretaris Bagian Budihardjo, M.Sc. Mahasiswa-mahasiswa lama dapat melanjutkan kuliah tingkat doktoral. Akibat tersendatnya perkuliahan dari tahun 1963-1968, Bagian Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada yang dibuka pada tahun 1959 baru dapat meluluskan sarjana pertamanya pada tahun 1969 yaitu Ir. Hasyimi Masyidin (Alm) yang pernah menjabat Sekretaris Bagian Geodesi untuk 3 (tiga) periode berturut-turut (1970-1976). Setelah sekian lama tidak ada pengiriman dosen ke luar negeri untuk studi lanjut, pada tahun 1972 Ir. Soeprapto dengan biaya MOMBUSHO (Jepang) mendapat kesempatan studi di Kyoto University sebagai Research Student. Babak kedua Bagian Geodesi yang dibuka pada tahun 1968, nampaknya belum dapat mengatasi berbagai macam kendala yang ada. Kekurangan tenaga dosen serta sarana pembelajaran menjadi penghambat utama.
Pada tahun 1978-1984, Tahun 1978 mahasiswa angkatan tahun 1968 sampai dengan 1973, mulai menumpuk ditingkat akhir. Dosen tetap yang ada hanya 6 orang, dengan beban kuliah sudah melebihi batas yang wajar. Menumpuknya mahasiswa selain karena masalah tugas akhir juga karena beberapa matakuliah tidak ada Dosen Pengasuhnya. Menyadari akan hal tersebut, Ketua beserta Sekretaris Bagian saat itu, Ir. Priyono dan Ir. Soeprapto, berusaha mencari bantuan ke berbagai pihak. Bantuan segera datang, Ketua Departemen Geodesi FTSP ITB, Ir. Klass J. Vilanueva, Dr. Ing. Syamsir Mira dan Drs. Wirahastirto dari Pusdata Departemen PU, Letkol. Ir. Soewito dari JANHIDROS, Ir. Soebagio Taipur dan Ir. Sidharta Sumarno dari LIPI. Khusus utnuk bimbingan skripsi, Bagian Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada tidak dapat melupakan jasa Dr. Ir. Soekotjo Tjokrosoewarno yang telah memberikan berbagai macam fasilitas serta bimbingan intensif. Selain itu bantuan juga didapatkan dari beberapa staf JANHIDROS TNI-AL (sekarang DISHIDROS TNI-AL), Bakosurtanal, beberapa perusahaan Survey dan Pemetaan yang ada di Jakarta, sehingga banyak mahasiswa terbantu dalam menyelesaikan kerja praktek maupun tugas akhir. Jasa baik dari berbagai pihak tersebut, mulai menampakkan hasilnya, ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah lulusan dari tahun ke tahun. Bantuan dari berbagai kalangan yang peduli pada Pendidikan Geodesi, khususnya Bagian Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, telah “menyelamatkan” Bagian Teknik Geodesi dari hal-hal yang tidak diinginkan. Berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0214/U/1979, pada tahun 1980 Bagian Geodesi resmi berubah menjadi Jurusan Teknik Geodesi dengan memberlakukan kurikulum baru menggunakan Sistem Kredit Semester (SKS). Usaha dan penyempurnaan kurikulum dan kualitas staf pengajar terus dilakukan. Pada tahun 1984, dengan bantuan dana Proyek Bank Dunia IX melalui Direktorat Perguruan Tinggi, dibawah koordinator Prof. Dr. Ivan Mueller (Ohio State University), secara bergantian datang ahli Geodesi dari berbagai negara ke Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Ahli tersebut yaitu : Prof. Dr. Van Gelder (Belanda), Prof. Dr. Darmanis (Yunani), Prof. D. Cubic (Inggris), Prof. Dr. Arur (India), Prof. Dr. Jiwalay (Thailand), Prof. Dr. Badekas (Jerman), Prof. Dr. Zenk (Jerman), dan Prof. Dr. Yehuda Bock (USA).
Pada tahun 1984-2000. Dengan jumlah dosen tetap sebanyak 28 orang pada tahun 1994, Jurusan Teknik Geodesi berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusannya. Pada tahun 1994, Jurusan Teknik Geodesi menempati kampus baru berlantai tiga seluas 4.237 m2 di Kompleks Fakultas Teknik, Jl. Grafika No. 2 Yogyakarta berkumpul dengan Jurusan lainnya dalam satu kompleks. Pada tahun 1988, dilakukan evaluasi kurikulum 1980 yang telah berjalan hampir 8 tahun lamanya. Selanjutnya pada tahun 1995, dilakukan lagi evaluasi kurikulum 1988, untuk disempurnakan sesuai dengan perkembangan iptek dan diberlakukannya kurikulum nasional. Pada tahun 1995, dua orang dosen menyelesaikan Program Doktoralnya, yaitu Ir. Subaryono, MA, Ph.D dari Waterloo University Canada, dan Dr. Ir. Haryono dari Universitas Kebangsaan Malaysia.
Pada tahun 2000-2004, Pada tahun 2000 dilakukan evaluasi kurikulum 1996 yang menghasilkan kurikulum 2001. Nama program studi Teknik Geodesi diganti dengan Program Studi Teknik Geodesi-Geomatika dengan alasan adanya perubahan paradigma dari Teknik Geodesi ke Teknik Geomatika, sehingga lulusan Teknik Geodesi tidak hanya mempunyai kemampuan membuat peta, tapi juga memiliki kemampuan menyajikan informasi kebumian yang diintegrasikan untuk penggunaan di berbagai bidang. Universitas Gadjah Mada dengan PP. 153 tahun 2000 berubah sebagai Badan Hukum Milik Negara, mebuka peluang kerjasama yang lebih intensif. Jurusan membuka program Diploma 1 Survey dan Pemetaan Kadasteral (1998), Diploma 3 Teknik Geomatika (2000), dan Program Sarjana Swadaya Teknik Geodesi-Geomatika (2000). Program Pascasarjana juga telah dibuka dengan cikal bakal dari hasil kerjasama pendidikan Magister dengan Ditjen Pajak. Saat ini (2004) jumlah mahasiswa aktif lebih dari 800 mahasiswa dari berbagai program studi. Pada tahun 2004, Jurusan Teknik Geodesi-Geomatika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada mempunyai jumlah staf dosen sebanyak 32 orang.
Pada tahun 2005-sekarang, Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik UGM saat ini (tahun 2011) dipimpin oleh Ir. Djurdjani, MSP, M.Eng, Ph.D, sebagai Ketua jurusan, dan sebagai Sekretaris Jurusan yaitu Trias Aditya KM, ST, MSc, Ph.D. Sekarang Jurusan Teknik Geodesi-Geomatika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada telah memiliki Laboratorium Fotogrametri, Laboratorium Geodesi, Laboratorium Geomatika, Laboratorium Hidrografi, dan Laboratorium Ukur Tanah, serta memiliki staf dosen sebanyak 35 orang, dengan rincian 11 orang Doktor (S3) dan 28 orang Master (S2). Saat ini 8 orang sedang mengikuti program Doktor dengan rincian 2 orang di Australia, 1 orang di Malaysia, dan 5 orang di UGM.
Disadur dan dikutib oleh Maz-Prie82, dari Sumber : Buku Alumni 1959-2004, Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Dan Website Teknik Geodesi UGM / Departement of Geodetic Engineering–Gadjah Mada University.
http://geodesi.ugm.ac.id/