DATUM GEODETIK
Datum geodetik adalah parameter yang digunakan untuk mendefinisikan bentuk dan ukuran elipsoid referensi. Parameter-parameter ini selanjutnya digunakan untuk pendefinisian koordinat, serta kedudukan dan orientasinya dalam ruang di muka bumi. Setiap negara menggunakan suatu sistem Datum Geodetik yang masing-masing ditetapkan menjadi dasar acuan pemetaan nasionalnya.
Banyak peta atau data geodesi yang dipunyai/dimiliki oleh satu negara dengan negara lainnya menggunakan datum yang berbeda, bahkan dalam satu negara pun yang terdiri dari pulau-pula, zaman dulu sebelum adanya tehnologi satelit yang pengukuran sudut-sudut antara titik-titik di bumi dalam suatu jaringan triangulasi atau jaringan sudut segitiga masih menggunakan model pengukuran secara optik yang jangkauan pengukurannya maksimum 60 km, tiap wilayah atau pulau menggunakan datum yang berbeda. Misalnya di negara kita sendiri di jaman pemerintah kolonial belanda, Untuk keperluan survey geodesi yang lebih luas, ada Datum Genuk di semarang Jawa Tengah, ada Datum Gunung Raya di Kalimantan Barat, ada Datum Serindung di Kalimantan Timur, ada Datum Monconglowe di Sulawesi Selatan, ada juga Datum di Maluku dan Datum di Papua. Dengan adanya datum yang terpisah-pisah atau berbeda-beda sebagai referensi, hal ini membuat sistem geografis menjadi terpisah/berbeda pula sehingga akan menyulitkan kita dalam membangun sistem informasi geografis dalam satu sistem atau terintegratif. (Sumber : http://www.slideshare.net/lailiaidi/sistem-proyeksi-peta-3144291).
Apalagi bila suatu negara-negara yang berbatasan wilayahnya dengan Datum Geodetik yang berbeda, dan masing-masing negara tersebut menggunakan dan mempertahankan Datum Geodetiknya dalam penentuan batas-batas antar negara, hal ini akan berakibat adanya perbedaan panjangan mencapai ratusan meter pada satu titik pengamatan yang sama. Sehingga diperlukan datum bersama dalam menentukan titik titik batas wilayah negara. Untuk menyamakan Datum Geodesi perlu suatu model transformasi berdasarkan transformasi koordinat bumi. Prinsip transformasi datum adalah pengamatan pada titik-titik yang sama atau disebut titik sekutu. Titik sekutu ini memiliki koordinat-koordinat dalam berbagai datum. Dari koordinat-koordinat ini dapat diketahui hubungan matematis antara datum yang bersangkutan. Selanjutnya titik titik yang lain dapat ditransformasikan. ( Sumber : "http://id.wikipedia.org/wiki/Datum_geodetik")
Sejarah Pemetaan di Indonesia dalam Menggunakan Datum Geodetik.
1. Sejak tahun 1870 (oleh Pemerintahan Kolonial Belanda tahun 1870) sampai dengan tahun 1974, Datum Geodetik yang digunakan adalah Ellipsoid Bessel 1851 (a = 6.377.563 m, f = 1/299,3) dengan sisitem koordinat relatif dan posisi Ellipsoid bermacam-macam. Untuk Jawa, Nusa Tenggara dan Sumatera dipakai titik di gunung Genuk di sekitar Semarang sebagai titik awal sistem. Yang dinamakan Datum Genuk. Di Kalimantan ada 2 datum, yaitu Datum Gunung Raya di Kalimantan Barat dan Datum Serindung di Kalimantan Timur ( keduanya terpisah ), untuk Sulawesi dipakai Datum Monconglowe di Sulawesi Selatan, selain tiu juga ada beberapa datum di Maluku dan datum di Papua.
2. Dalam program pemetaan Dasar Nasional yang dimulai pada masa Repelita I ( 1960-1974 ) yang bertepatan dengan dibentuknya Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) pada tahun 1969, dan dimulainya progam penyatuan sistem referensi. Tujuan utamnya untuk membangun sistem informasi geografis yang integratif di Indonesia. Pada masa ini teknologi pun telah berkembang dengan munculnya penentuan posisi dengan satelit, yang pada waktu itu dinamakan sistem Satelit Doppler dari US Navy Navigation Satelite system ( NNSS ) sistim triangulasi yang dignakan pada masa sebelumnya telah ditinggalkan. Dengan teknologi ini, seluruh datum Indonesia yang terpisah telah disatukan dalam satu sistem, walupun pada waktu itu kita masih mengadopsi sistem relatif terhadap satu titik di muka bumi yang dipakai sebagai acuan.Kemudian Bakosurtanal memutuskan untuk memilih satu titik triangulasi di Padang sebagai titik awal sistem dan dinamakan Datum Padang. Selanjutnya Datu Padang ini dinamakan dengan nama baku yang terkait dengan tahun penetapannya yaitu Datum Indonesia 1974 ( Indonesia Datum, 1974 atau ID-74 ). Dalam datum tunggal ini Indonesia mengganti Ellipsoid Bessel 1841 dengan ellipsoid yan diadopsi secara internasional pada waktu itu, yaitu GRS 1967 ( Geodetic Reference System 1967 ). Denga nilai a = 6.378.160 m dan f = 1/298.25.
3. Ketika setelah berkembangnya GPS ( Global Positionng System ). Pada masa ini penentuan posisi yang lebih akurat dicapai setiap saat dan tepat. Agar peta-peta Indonesia tetap bisa digunakan, maka perlu mengubah datum yang digunakan dari ID-74 ke datum yang sesuai denga sistem GPS. Datum baru ini dinamakan Datum Geodesi Nasional Indonesia 1995 ( DGNI 1995 ) dengan Ellipsoid acuan WGS 1984 ( a = 6.378.137 m dan kegepengan f = 1/295.34 ) yang juga digunakan secara internasional serta sistem koordinat geosentrik. Datum ini mengadopsi sistem datum geodetik absolut dengan mengatur pusat Ellipsoid Referensi berimpit dengan pusat massa bumi dan tidak digunakan lagi Datum Padang ( yang merupakan datum relatif ) seperti pada masa sebelumnya. ( Sumber : http://www.slideshare.net/lailiaidi/sistem-proyeksi-peta-3144291 , Sistem Proyeksi Peta oleh : Arief Cahyadi ).
Comments :
0 komentar to “Datum Geodetik”
Posting Komentar