Seminar Nasional GNSS-CORS Yogyakarta, 17 Juli 2010
APLIKASI CONTINUOSLY OPERATING REFERENCE STATION ( CORS )
UNTUK MENDUKUNG PROGRAM – PROGRAM PERTANAHAN
Deputi Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
INTISARI
Perkembangan teknologi informasi telah merubah sebagian besar metode pekerjaan dari yang semula banyak mengandalkan analog menjadi digital. Tidak terkecuali dalam pekerjaan surney dan pemetaan yang erat kaitannya dengan penentuan posisi di muka bumi. Perkembangan ini secara disadari atau tidak telah membawa perubahan yang sangat signifikan. Diantaranya adalah penggunaan GNSS dalam penentuan posisi di muka bumi.
Sebagaimana kita tahu, GPS adalah pemain tunggal dalam industri ini, tetapi dalam beberapa dekade ini telah muncul satelit-satelit penentuan posisi lain seperti Glonass (Rusia), Galileo (Uni Eropa), Compass (China) sebagai kompetitor GPS.
Aplikasi GNSS dalam survey dan pemetaan semakin menuntut ketelitian yang tinggi dan produktifitasnya yang tinggi pula. Hal ini juga berlaku pada pengukuran bidang tanah. Apalagi pengukuran bidang yang dilakukan di daerah perkotaan yang pergerakan dan perkembangannya dinamis. Beberapa organisasi baik pemerintah maupun swasta telah mengembangkan berbagai sistem pendukung observasi GNSS yang bertujuan untuk meningkatkan ketelitian dan dengan hasil pengukuran secara real time. Salah satu sistem tersebut adalah Continuosly Operating Reference Stations (CORS) yang pada awal pengembangannya dulu adalah sebagai infrastruktur pemantau pergerakan geodinamik.
Tulisan ini akan menyajikan kajian urgensi pemanfaatan CORS untuk percepatan pelayanan dan sebagai alternatif pengganti fungsi Titik Dasar Teknis (TDT) yang semakin lama semakin tidak efektif dalam penggunaannya. Lebih jauh lagi, tulisan ini juga akan membahas mengenai aplikasi dari jaringan ini untuk mendukung program pertanahan seperti Reforma Agraria, LARASITA, IP4T, penanganan sengketa dan konflik pertanahan, identifikasi tanah terlantar dan lain sebagainya.
Perkembangan teknologi informasi telah merubah sebagian besar metode pekerjaan dari yang semula banyak mengandalkan analog menjadi digital. Tidak terkecuali dalam pekerjaan surney dan pemetaan yang erat kaitannya dengan penentuan posisi di muka bumi. Perkembangan ini secara disadari atau tidak telah membawa perubahan yang sangat signifikan. Diantaranya adalah penggunaan GNSS dalam penentuan posisi di muka bumi.
Sebagaimana kita tahu, GPS adalah pemain tunggal dalam industri ini, tetapi dalam beberapa dekade ini telah muncul satelit-satelit penentuan posisi lain seperti Glonass (Rusia), Galileo (Uni Eropa), Compass (China) sebagai kompetitor GPS.
Aplikasi GNSS dalam survey dan pemetaan semakin menuntut ketelitian yang tinggi dan produktifitasnya yang tinggi pula. Hal ini juga berlaku pada pengukuran bidang tanah. Apalagi pengukuran bidang yang dilakukan di daerah perkotaan yang pergerakan dan perkembangannya dinamis. Beberapa organisasi baik pemerintah maupun swasta telah mengembangkan berbagai sistem pendukung observasi GNSS yang bertujuan untuk meningkatkan ketelitian dan dengan hasil pengukuran secara real time. Salah satu sistem tersebut adalah Continuosly Operating Reference Stations (CORS) yang pada awal pengembangannya dulu adalah sebagai infrastruktur pemantau pergerakan geodinamik.
Tulisan ini akan menyajikan kajian urgensi pemanfaatan CORS untuk percepatan pelayanan dan sebagai alternatif pengganti fungsi Titik Dasar Teknis (TDT) yang semakin lama semakin tidak efektif dalam penggunaannya. Lebih jauh lagi, tulisan ini juga akan membahas mengenai aplikasi dari jaringan ini untuk mendukung program pertanahan seperti Reforma Agraria, LARASITA, IP4T, penanganan sengketa dan konflik pertanahan, identifikasi tanah terlantar dan lain sebagainya.
Comments :
0 komentar to “GNSS-CORS”
Posting Komentar